Kodak Pailit, Bukti Dinamika Fotografi - BERITA KITA

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Jumat, 20 Januari 2012

Kodak Pailit, Bukti Dinamika Fotografi




repost by Kristupa Saragih

Kamis, 19 Januari 2012

jadi hari yang selalu dikenang dalam sejarah fotografi. Raksasa fotografi Kodak membukukan kebangkrutan secara resmi di negara tempatnya berdiri, AS. Perusahaan ternama dunia ini tutup usia meninggalkan nama besar, sekaligus hutang sebesar lebih dari 6 milyar dolar AS. Berdiri secara resmi sebagai Eastman Kodak Company pada 1892, sang pendiri George Eastman sudah memulai usahanya sejak 1880. Mulanya sebagai produsen plat cetak, Kodak adalah perusahaan pertama pembuat film rol pada 1885.

Tahun 1888 juga tercatat sebagai sejarah fotografi, Kodak memproduksi kamera single focus yang secara populer dipakai oleh fotografer amatir. Banyak hal yang pertama, dan lantas menjadi terbesar, yang dilakukan Kodak. Selain sebagai penemu film rol, Kodak pulalah yang memproduksi pertama kali film berwarna pada tahun 1935. Dinamai Kodachrome, film warna pertama itu berupa film positif alias slide.

Kodak juga mempopulerkan pertama kali kamera instan bernama Instamatic pada tahun 1960-an, bersaing dengan Polaroid. Kodak juga yang pertama kali memproduksi kamera digital pada 1986. Dimulai sejak penemuan teknologi fotografi digital pada 1975, juga oleh insinyur-insinyur Kodak, sensor digital pertama pada 1986 beresolusi 1,4 juta piksel dan cukup untuk membuat foto 5R berukura 5×7 inci.


Teknologi kamera digital digunakan pertama kali di event dunia juga oleh Kodak. Modul digital bernama Kodak DCS (Digital Camera System) beresolusi 1,3 megapiksel ditanam di Nikon F3 pada 1991, total seharga 20 ribu dolar AS. Besar modul Kodak DCS hampir sama dengan bodi Nikon F3 dan membuat bobotnya berlipat ganda, dengan modul penyimpan file foto secara terpisah. Teknologi yang pertama kali dikembangkan oleh Kodak inilah yang kemudian menggulung hidupnya sendiri. Kodak disusul Sony, Panasonic, Nikon dan Canon lantas tenggelam dalam pusaran industri peralatan fotografi digital. Padahal, Kodak dulu pernah jaya pula, selain sebagai produsen film, sebagai produsen terkemuka kertas foto dan bahan kimaia pemroses film dan kertas foto. Kodak juga memproduksi kamera digital saku hingga akhir hayatnya.

Fotografer-fotografer yang lahir di era film pasti ingat kejayaan Kodak T-Max, film hitam-putih yang legendaris itu. Kodak T-Max ISO 100 berkode TMX, dan ISO 400 berkode TMY. Ilford juga dikenal sebagai produsen film dan kertas ternama, tapi ada rasa berbeda jika memotret dengan T-Max lantas diproses dengan developer Kodak D76. Fotografer profesional pun belum terasa mantap hati jika tak memotret dengan Kodachrome Professional 100 berkode EPP itu. Meski memproduksi kamera digital, Kodak ternyata tak mampu bertahan di kedahsyatan arus perkembangan teknologi fotografi digital. Fuji Film, pesaingnya dari Jepang, masing berusaha bertahan. Kamera termutakhir dari Fuji Film didesain retro bertipe X10 dan X100. Entah akan bertahan lama. Film merk Sakura sudah tutup usia jauh lebih dahulu.

Pabrik film Konica sudah dibeli Minolta tahun 2000-an, bahkan sekarang Konica-Minolta sudah diakuisisi Sony. Siapa sangka raksasa sebesar Kodak yang pernah terdaftar di bursa Wall Street harus “delisted” bahkan pailit? Saya masih menyimpan Kodak High-Speed Infrared berkode HIE format 135 dan Kodak Ektachrome Plus 100 format 120 berkode EPP, masing-masing 1 rol. Biar menjadi kenangan, lantaran meski masih punya kamera film tapi sulit mencari tempat proses dan biayanya mahal. Bagi fotografer amatir alias pehobi yang fanatik film, memotret dengan film bisa jadi menyimpan kesenangan tersendiri. Tapi fotografer profesional mungkin tak akan pernah lagi memotret dengan film, kecuali untuk proyek pribadi atau memang dipesan klien yang membayar mahal. Kepailitan Kodak bukan semata hanya bisa disikapi secara bisnis.

Kodak menjadi bukti bahwa duia fotografi dinamis. Dalam fotografi tak ada yang abadi kecuali karya foto dan nama fotografer pembuatnya, serta pesan yang terkandung di dalam foto.

Catatan Tambahan,

yang sudah dijelaskan diatas tadi sangat benar dunia Fotografi sangat dinamis, fotografi adalah teknologi, dan teknologi perkembangannya sangat cepat, penemuan untuk teknologi terbaru terus berjalan, pasar yang menentukan bagi siapa yang bisa mengikuti keinginan pasar dialah pemenang. artinya perubahan menuju perbaikan sangat menentukan umur sebuah perusahaan, inovasi-inovasi baru terus duburu, kemudahan-kemudahan terus dicari, seolah tanpa ada batas dan rasa puas. tinggal siapa yang mampu mengikuti perkembangan dialah yang akan jadi pemenang.

Pelajaran Untuk Kita Semua,

saat itu Kodak menjadi perusahaan pemimpin dikelasnya, dulu hampir semua masyarakat bilang untuk kamera disebut Kodak mereka tidak mengetahui bahwa kodak adalah merk dari sebuah produk, sama persis sama seperti sekarang ini di Indonesia untuk merek air mineral semua menyebutnya dengan Aqua. satu hal yang perlu kita sadari jangan puas dan berhenti saat kita dianggap hebat, pelopor, tenar, besar bahkan menjadi pemimpin pasar, kenyataan membuktikan saat sudah tidak ada lagi inovasi maka bersiaplah untuk mati!

sebuah pelajaran yang sangat berharga!!!.


Post Bottom Ad

Pages