9 Resep Sukses Arifin Panigoro - BERITA KITA

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Senin, 19 April 2010

9 Resep Sukses Arifin Panigoro

Jakarta - Pendiri kelompok usaha Medco Group, Arifin Panigoro buka-bukaan soal rahasia sukesnya. Resep itu terutama ditujukan untuk kaum-kaum muda yang hendak merintis sukses dengan tangannya sendiri.

Resep sukses Arifin Panigoro itu dituangkan dalam bukunya 'Berbisnis itu (tidak) mudah'. Pada usianya yang ke 65 tahun, Arifin merilis buku setebal 190 halaman ini ditulis berdasarkan pengalamannya selama menggeluti dunia bisnis.

Menurut Arifin, tujuan penerbitan buku ini untuk menularkan virus enterpreneurship atau kewirausahaan dan menjadikannya sebagai contoh praktik bisnis yang beretika, khususnya bagi para generasi muda.

"Pada dasarnya isi buku ini moral berusaha untuk anak-anak muda, kan anak muda yang masa waktunya masih lama," ujar Arifin, usai peluncuran buku di Graha Niaga, Jakarta, akhir pekan lalu.

Sebenarnya, ini merupakan edisi kelima buku Arifin. Dari edisi pertama hingga keempat, buku ini hanya diedarkan untuk kalangan terbatas sebagai hadiah. Untuk pertama kalinya, buku ini disebarluaskan kepada khalayak luas. Namun, walaupun bukunya sudah tersebar di mana-mana, Arifin akui dirinya bukan penulis.

"Saya bukan penulis, itu semua ngalir begitu saja, mungkin karena sudah tua, banyak bicara," ungkapnya.

Buku ini berkisah tentang Arifin muda yang membantu kegiatan usaha sang Ayah, Jusuf Panigoro di Bandung pada era 1960-an. Isi buku ini sarat dengan kaidah bisnis Arifin yang dituturkannya selama merintis roda bisnis Medco Group.

"Buku ini dasarnya pengalaman lalu diedit, disuting, sama teman-teman yang pintar. Jadi referensinya dari yang lama, diedit lagi jadi lebih teratur," ujarnya.

Menurut Arifin dalam bukunya terdapat 9 hal yang perlu dimiliki bagi para pembisnis yang ingin sukses. Kesembilan komponen tersebut yaitu intuisi, kesetaraan, kejujuran, percaya diri, jejaring, tanggung jawab, sumber daya manusia, inovasi, dan kepedulian.

"Dari buku ini, ada beberapa hal yang ingin ditonjolkan kepada para pembisni," jelasnya.

Dalam sambutannya pada pelucuran buku Arifin tersebut, Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama menilai buku ini sangat inspiratif. Menurutnya, Arifin tidak mengisahkan pengalaman bisnisnya dengan teori-teori manajemen canggih, tetapi hanya dari pengalaman bisnis yang dirintisnya mulai dari nol. Oleh karena itu, lanjutnya, buku ini mudah dipahami dan layak menjadi pegangan praktis.

"Buku ini keluar dari cara penyampaian yang membuat dahi berkerut," ujarnya.

Buku yang menceritakan jatuh bangun Arifin dalam membangun Medco Group, lanjut Jakob, juga mampu membalikkan pendapat umum bahwa mustahil menghasilkan entepreneur asli Indonesia. Arifin dinilai sebagai sosok ideal Chief Executive Officer (CEO).

"Sosok ideal ini dirumuskan dalam sembilan prinsip yang kemudian diangkat sebagai corporate values, yaitu intuisi, kesetaraan, kejujuran, percaya diri, jejaring, tanggungjawab, sumber daya manusia, inovasi, dan peduli," ujarnya.

Jakob menambahkan, dalam buku ini Arifin menyampaikan pengalaman bisnisnya dalam koridor etis dan menjadi bagian dari upaya nasional dan pembangunan karakter Indonesia. Dia menilai, refleksi pengalaman dan pemikiran Arifin sungguh menarik, justru di tengah keterpurukan dan ketertinggalan Indonesia.

"Arifin membuktikan bahwa ada perusahaan swasta nasional asli Indonesia mampu berbicara, tidak hanya di dalam negeri tapi juga di kancah internasional. Beliau juga mengungkapkan istilah hak milik berfungsi sosial, inilah bisnis yang sesuai Pancasila," tukasnya.

Tak Mahir Berpuisi

Meski sudah menelurkan bukunya, namun Arifin mengaku dirinya sama sekali tidak bisa membuat puisi. Padahal saat peluncuran bukunya, Arifin dipuji-puji jago berpuisi.

"Saya tidak bisa membuat puisi. Tadi berkali-kali saya dibilang bikin puisi, tetapi tidak," ungkapnya.

Sebelumnya, puisi berbunyi, 'Dengan cinta setia sampai akhir hayatku aku bersumpah dari lubuh kalbuku bahwa jasadku dan apa milikku kupersembahkan padamu, wahai Tanah Airku', ini sempat diungkit oleh Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama saat memberikan sambutan di acara peluncuran buku ini. Jakob mengaku mengagumi puisi yang tercantum dalam buku. Bahkan hatinya tergetar ketika membaca puisi tersebut.

"Saya terdiam ketika baca ungkapan ini. Luar biasa, kita gemetar karena ungkapan itu ekspresi dan sikap dasar idealis," ujar Jakob.

Di sepanjang acara peluncuran tersebut pun, MC kondang Rosiana Silalahi yang bertugas menghidupkan suasana berulangkali menyebut bahwa puisi ini merupakan karya Arifin.

Arifin mengaku, puisi tersebut merupakan karya orang lain. Pria yang tepat berusia 65 tahun pada 14 Maret lalu ini menuturkan cuplikan puisi tersebut diambilnya dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prijono yang diterjemahkan dari puisi seorang pujangga Jerman. Dulu, Prijono pernah menyampaikan cuplikan puisi ini saat pendirian ITB. Lantas, Arifin menerjemahkannya dalam Bahasa Indonesia.

Menurutnya, larik-larik kata dalam puisi ini bisa menjadi penyemangat untuk terus menggelorakan semangat berbisnis untuk lebih baik.

"Waktu buat buku ini, saya nyuplik. Waktu itu kan yang penting dimasukin saja, asal yang baca buku ini bisa nangis," celotehnya diiringi tawa.

Puisi ini pernah disampaikan Arifin dalam penutup orasi ilmiah dalam penganugerahan gelar Doktor Kehormatan atau Honoris Causa di bidang technopreneurship oleh ITB, 23 Januari 2010 silam.

(nia/qom)

Post Bottom Ad

Pages