Cerita Versiku setelah Nonton LAskar Pelangi - BERITA KITA

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Jumat, 26 September 2008

Cerita Versiku setelah Nonton LAskar Pelangi





Kemarin tgl 25 jam 21 aku dan Isteriku ngejar jam tayang laskar pelangi di bioskop, pengennya sih nonton yang jam 7 pas pulang kerja, ternyata setelah aku kejar tiket dah habis dan yg masih tersedia jam 9, ya udah mau ga mau aku beli karena memang dah lama aku tunggu-tunggu.

singkat cerita tiket dah didapatkan aku nonton di studio 21 kalibatan dengan nomoro kursi F13&F14 sengaja kupilih pass yang ditengah biar ga kejauhan atau kedekatan.

tiba waktunya panggilan studio tlah dibukapun terdengar, aku dan isteriku beranjak dari tempat duduk diruang tunggu pass di depan posternya Dewi Persik dengan menggunakan celana Pendek dan sendal slop tinggi kalo ga salah judulnya Aku Tunggu Jandamu... tapi ya udah lah .... kita lupakan janda itu....he...

Film mulai di putar. Opening yang sederhana namun dengan kwalitas gambar yang luar biasa, mungkin hal ini karena ditunjang kamera seluloid plus sutradara yang cerdas. cerita terus berjalan...ada beberapa yang ingin ku komentari :

- Sosok Lintang cukup mewakili tampang anak cerdas dari pelosok dan miskin
- Sosok harun luar biasa menurut gw, dengan tampangnya yang polos ia memberikan cerita tersendiri bagi bahasa gambar. dia sedikit dialog tapi ekspresi dan bahasa tubuhnya ok banget, TOPS buat Riri Reza
- dari sudut teknik dan lanscap daerah sudah mewakili.
- ada beberapa yang sedikit aku kecewa untuk adegan :

pada saat karnaval greget dan klimaksnya kurang dapet menurut aku pada saat ekspresi anak-anak merasakan gatal itu kurang. terus seharusnya pake guling-guling di tanah tapi ok lah aku mencoba untuk memahami Riri reza yang cerdas soalanya kalo pak guling-guling kulit anak-anak itu bisa abis terkelupas oleh aspal yang panas he....:)

adegan Mahar pada saat menyuruh Ikal mendengarkan musik Jazz sangat lucu dan singkat. eksepresi Mahar benar-benar dapet seolah seorang seniman yang faham tentang seni.

Riri Reza mampu mengarahkan penoton untuk khayalan Ikal akan kecantikan Aling (gadis cina) dengan klip melayu dan mahar yang menjadi penyanyinya, dan diakhiri dengan ekspresi Harun yang menyadarkan Ikal dari Khayalannya.

adegan yang mengaharukan saat ayah Lintang Meninggal, jika Riri Reza berani mengeksplor kesedihan adegan demi adegan lebih keren tuh... sayang hanya melalui surat dan cerita dari Lintang saja.

secara keseluruhan ceritanya memang tidak semirip novelnya tapi kalo membaca komentar Andrea film memang haarus beda kalo sama buat apa nonton film baca novel saya ajah.

dari keseluuruhan ceritanya ok aku kasih nilai ***** (5 bintang)

oya aku harap riri reza mau bikin Edensor, keren tuh buat terusannya...
perjalanan di eropa luar biasa.

salam
Maju terus karya perfilman dan karya sastra Indonesia
Maju terus generasi muda Indonesia
Semangat...!!!

Post Bottom Ad

Pages